CATUR SETYANINGRUM, S.Pd., M.T
- Guru Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan SMK Negeri 1 Seyegan
- Perencana/pengawas Bangunan di Yogyakarta
- Pemerhati Konstruksi Bangunan di Yogyakarta
- Asesor Kompetensi Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
HP 08175485592/email:ctrningrum@gmail.com
- Pendahuluan
Akibat gempa bumi telah menimbulkan banyak korban jiwa, kerugian harta benda serta kerusakan fasilitas-fasilitas umum, sosial, ekonomi maupun infra struktur. Kondisi ini tentu saja menjadikan keprihatinan bagi kita semua, karena telah membawa dampak yang sangat luas bagi kehidupan saudara-saudara kita yang terkena bencana. Akibat utama gempa bumi adalah hancurnya bangunan-bangunan karena goncangan tanah. Jatuhnya korban jiwa biasanya terjadi karena tertimpa reruntuhan bangunan, terkena longsor, dan kebakaran.
faktor penyebab kerusakan bangunan
- Kekuatan (Besarnya Energi) Gempa
- Kondisi Geologi Setempat
- Jenis Tanah
- Durasi Gempa
- Sistem Struktur dan Kualitas Bangunan
Jenis Bangunan:
- Bangunan Non Teknis (Engineered structure) yaitu bangunan yang direncanakan dengan perhitungan profesional serta dilaksanakan dan diawasi secara profesional.
- Bangunan Teknis (Non-Engineered structure) Bangunan yang dikategorikan diluar bangunan non teknis
Jenis Kerusakan: Rusak Berat, Rusak Sedang, Rusak Ringan.
- tujuan
Untuk mengetahui kerusakan akibat gempa bumi yang meliputi:
- kerusakan gempa non fisik
- Kerusakan gempa pada bangunan gedung dan rumah
- Kerusakan gempa pada bangunan non gedung
- Kerusakan gempa non fisik
Akibat gempa bumi menimbulkan korban jiwa, luka-luka, banyak warga yang kehilangan anggota keluarga, kepala keluarga sebagai tulang punggung keluarga sehingga sangat mempengaruhi kelanjutan perikehidupan. Secara psikologi banyak warga menjadi trauma dan tergonjang jiwanya bahkan sampai menimbulkan sakit ingatan dan keinginan untuk mengakhiri hidupnya/bunuh diri. gempa bumi ini menimbulkan trauma kejiwaan bagi masyarakat yang tinggal disekitar kawasan gempa. Rasa panik, mencekam, dan rasa takut masih menyelimuti kejiwaan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan gempa. Banyak warga bila mendengar suara yang keras dan merasakan getaran lari keluar rumah/tenda ke tempat yang lapang, dan ini berlangsung lama. Masyarakat belum bisa melupakan perasaan saat terjadi gempa.gempa juga menimbulkan kerugian harta benda termasuk rumah dan perabot di dalamnya.
Akibat gempa menimbulkan perubahan dalam hidup seseorang, korban yang luka-luka bisa berakibat cacat tubuh seumur hidup, karena tertimpa keruntuhan bangunan dan tidak cepat tertolong.
Korban gempa banyak yang kehilangan mata pencaharian karena yang menjadi tumpuan kerja mengalami kerusakan.untuk mendapatkan bahan pangan dan makanan sangat sulit karena roda perekonomian lumpuh.
Masalah lain yang dihadapi oleh korban gempa yang selamat adalah terjadinya peningkatan penyakit menular seperti batuk-batuk dan demam. Penyakit ini, banyak menyerang anak-anak korban gempa yang selamat serta lansia. Peningkatan penyebaran penyakit menular ini dikarenakan kondisi tempat pengungsian yang sangat minim dan berada di alam bebas.
Bencana menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian akibat daya dukung lingkungan yang berubah.
Dalam bidang ekonomi akibat bencana gempa bumi akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian. Sektor perekonomian yang terkena dampak antara lain adalah pertanian, industri (kecil dan menengah) pariwisata dan perdagangan. Mayoritas masyarakat di wilayah yang terkena dampak bencana tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena rusaknya infrastruktur pertanian (bangunan irigasi) sehingga mempengaruhi produksi pertanian, demikian pula halnya dengan infrastruktur perikanan (tempat pelelangan ikan, balai benih ikan dan sebagainya). Pada sektor industri kecil dan menengah jumlah kerugian bisa mencapai lebih dari 50 % dari total jumlah industri yang ada seperti industri kerajinan kulit, gerabah, genteng, perak, industri kecil makanan dan lain-lain. Sektor perdagangan yang juga mengalami kerugian adalah pasar tradisional dan pertokoan. Kerugian timbul akibat tidak dapat berjalannya aktifitas produksi dan perdagangan UKM dan koperasi.
- Kerusakan gempa pada bangunan gedung dan rumah
Damaged of Engineered Structured:
- Balok Beton Retak
- Retak struktur
Pada balok memiliki pola vertikal atau diagonal, selain itu terdapat juga pola retak-retak rambut. Keretakan balok beton dapat dikategorikan menjadi retak struktur yang terdiri dari retak lentur yang memiliki pola vertikal/tegak biasanya disebabkan oleh beban yang melebihi kemampuan balok dan retak geser yang memiliki pola diagonal/miring biasa terjadi setelah adanya retak lentur yang memiliki pola vertikal.
- Retak geser juga dapat terjadi jika balok terkena gaya gempa.
Gambar 1. Stiker yogyakarta
- Kolom Retak
- Retak geser.
Retak dengan pola diagonal/miring pada kolom biasanya disebut retak geser, yang disebakan oleh gaya pada arah horisontal/datar. Retak geser seperti ini cukup membahayakan bila tidak segera di tangani, karena bisa menyebakan kolom roboh dan tidak mampu menopang bangunan.
Gambar 2. Kolom retak. Lokasi smpn 3 prambanan. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2006)
- Retak lentur.
Retak dengan pola horisontal/datar biasanya disebut retak lentur, disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada kolom. Seperti halnya retak geser, retak lentur perlu ditangani dengan cermat.
Gambar. 3. Kolom retak. Lokasi smpn 3 prambanan. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2006)
-
- Selimut beton terkelupas
Selimut beton pada kolom terkelupas, dapat disebakan oleh rendahnya kualitas/mutu beton yang digunakan, sehingga kekuatan beton terhadap tekanan berkurang dan selimut beton mudah pecah. Kontrol terhadap tahapan pembangunan sangat diperlukan untuk mencegah penurunan kualitas beton.
Gambar.4.Tulangan bengkok
- Tulangan bengkok
Kerusakan pada kolom dimana tulangan besi utama terlihat bengkok. Secara kasat mata terlihat kolom sedikit bengkok. Hal ini diakibatkan kurangnya jumlah dan atau kurangnya ukuran besi pengikat (sengkang).
- Retak rambut dengan pola tidak beraturan
Saat usia bangunan masih muda, retak-retak rambut sudah bisa dideteksi. Sekalipun retak rambut tidak membahayakan, namun cukup mengganggu pemandangan. Retak-retak kecil ini banyak disebabkan oleh pengaruh lingkungan, yaitu perubahan suhu panas dan dingin yang drastis. Misalnya rumah dibangun pada musim panas, setelah selesai terpapar hujan terus menerus.
- Dinding/Lantai Retak
- Keretakan pada dinding banyak disebabkan oleh kurangnya kualitas beton dinding basement. Kualitas beton dinyatakan dengan satuan K (contoh : K-125, K-175, K-250 dst). Untuk rumah-rumah yang dibangun secara massal kerusakan semacam ini banyak ditemui.
Gambar. 5. Tembok retak di SD Jatisawit, Gamping, Sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
Gambar.6. Tembok retak di SMP sunan kalijogo, Sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
- Keretakan pada lantai akibat gaya uplift yang melebihi kapasitas lantai basement. Adanya pergerakan tanah di bawah lantai basement, sehingga terjadi keretakan pada dinding dan lantai basement. Ini dapat juga mengakibatkan sobeknya waterstop (karet penahan air tanah).
Gambar.7. Lantai tangga berundak retak di SD Jatisawit, Gamping, Sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
Gambar 8. Lantai rusak. Lokasi smp3 prambanan, sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
- Kerusakan atap
- Melorotnya (sliding) penutup atap yang bersudut tajam yang disebabkan oleh genteng-genteng yang tidak terikat baik dengan reng
|
Gambar.9. Rangka atap. Lokasi smp3 prambanan, sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
|
|
Gambar.10. nok rusak Lokasi smp3 prambanan, sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
- Rangka kuda-kuda atap yang tidak terikat baik pada dinding (tidak diangker pada ujung-ujung tumpuannya) menyebabkan rangka kuda-kuda atap kurang stabil, sehingga atap mudah bergerak pada saat terjadinya gempa bumi
Gambar.11. Atap rusak
Gambar.12. Kuda-kuda melendut dan di sangga. Lokasi smp3 prambanan, Sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
- Tidak adanya balok ring
Perletakan dukungan tidak cukup kuat untuk menahan beban rangka kuda-kuda yang disebabkan bangunan tidak menggunakan elemen perata beban dari beton bertulang (kolom praktis dan ring balk) di bagian bawah rangka kuda-kuda atapnya
Gambar.13. Tembok pecah. Lokasi smp3 prambanan, sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
- kerusakan plafon
Plafon / langit-langit runtuh karena ikatan penggantungnya lemah
Gambar.14. Eternit pecah. Lokasi smp3 prambanan, sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
- Kerusakan gunung-gunung
Tembok gunung-gunung (ampig) yang tidak diberi perkuatan puncak dinding dan mutu bahan bangunan yang tidak memenuhi syarat. Dengan demikian, tembok akan mudah runtuh saat terjadi gempa.
Gambar.15. Gunung-gunung retak. Lokasi smp3 prambanan, sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
- Tidak adanya perkuatan beton bertulang
bangunan yang tidak menggunakan rangka pengikat (kolom praktis dan ring balk) dari beton bertulang mengakibatkan bangunan sangat getas dan rapuh, sehingga bangunan mudah roboh.
Gambar. 16.Gedung rusak. Lokasi sd kenaran, sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
- Kerusakan pondasi
- Sebagian pondasi diletakkan pada tanah yang lunak. Sementara itu, pondasi tidak memiliki elemen perata beban (sloof), sehingga terjadi penurunan sebagian pondasi
Gambar.17. Pondasi bengkah. Lokasi sd kenaran, sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
Gambar. 18. Sloof retak Lokasi sd kenaran, sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
2. Pondasi yang tidak diberi sloof atau tidak diberi perkuatan yang cukup di atas pondasinya
Gambar.19. Pondasi retak di SD Jatisawit, Gamping, Sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
- Kerusakan pada ikatan/ sambungan tulangan
Gambar.20. Sambungan tulangan pada join yang salah.
- kerusakan tembok
Gambar.21. Tembok retak di SMP Muhammadiyah I Gamping, Sleman. (Sumber: Catur Setyaningrum, 2007)
Bangunan-bangunan sekolah mengalami kerusakan atap, tembok dan juga kerusakan tiang-tiang penyangga. Bangunan perkantoran, bangunan pemerintahan, bangunan pasar dan pertokoan serta bangunan fasilitas publik seperti puskesmas, rumah sakit dan sarana peribadatan banyak yang mengalami kerusakan.
Bangunan rumah yang mengalami kerusakan akibat belum adanya tulangan/stuktur seperti kolom, ring balk, balak latai dan sloof, sambungan antar kayu yang tidak tepat, belum adanya pondasi
- Kerusakan gempa pada bangunan non gedung
Gempa bumi mengakibatkan infrastruktur yang disebut “lifeline“, seperti jalan, jalur kereta api, listrik, air minum, gas, dan telekomunikasi menjadi lumpuh total. Akibat gempa bumi juga merusakan beberapa fasilitas public, cagar budaya, pelayanan kesehatan terganggu.
- Transportasi Jalan dan Jembatan
Kerusakan-kerusakan pada sektor prasarana perhubungan, khususnya jalan dan jembatan adalah terjadi patahnya ruas jalan dan pecah-pecah baik sisi kiri maupun kanan jalan akibat talud yang ambrol/runtuh, atau bahkan mengalami penurunan/naik permukaan dan badan jalan. Sedangkan pada jembatan menunjukkan kerusakan expantion joint rusak atau lepas dan jembatan mengalami pergeseran.
- Perhubungan Darat Jalan Rel
Untuk perhubungan darat beberapa prasarana perkereta-apian juga mengalami kerusakan, di antaranya jalan rel bergeser, ambles, jembatan jalan rel ambles, bangunan-bangunan stasiun, mess, wisma/guest house, perkantoran, depo lok dan kereta, maupun instalasi sintelis (sinyal, telkom dan listrik) yang biasa dipergunakan untuk mengatur lalu lintas kereta api juga mengalami kerusakan.
- Perhubungan Udara
Prasarana di Bandara mengalami kerusakan, di antaranya adalah runway, jaringan listrik, ruang tunggu domestik, terminal kedatangan domestik, check-in area, lobby terminal.
- Air Bersih, Sanitasi dan Air Limbah
Akibat gempa pipa PDAM mengalami kebocoran atau pecah. Kerusakan terjadi pada instalasi air bersih. Sumur warga mengalami liquifaction sehingga mengalami kekeruhan, juga dilaporkan terdapat dasar sumur naik sehingga air mengering, juga terdapat sumur yang runtuh. kawasan bencana gempa terganggu kebutuhan fasiltas MCK-nya. Kerusakan terjadi pada infrastruktur irigasi dan kerugian terjadi pada tidak dapat berproduksinya aktifitas pertanian dan rusaknya alat-alat pertanian.
- Listrik dan telekomunikasi
Kerusakan sektor energi utamanya disebabkan banyaknya jaringan listrik PLN yang putus, travo rumah penduduk dan jaringan pada bangunan perkantoran. sektor telekomunikasi adalah rusaknya jaringan telepon.
- Budaya dan Pariwisata
Hal lain yang berkaitan dengan budaya adalah asset kebudayaan dan bangunan sejarah berupa candi yang juga biasa dipergunakan untuk beribadah. Pasca gempa asset-asset yang mengalami kerusakan meliputi kompleks candi, tempat wisata, balai arkeologi, komplek kraton, serta kantor-kantor dan sarana-prasarana lainnya yang menunjang sektor pariwisata dan budaya.
- KESIMPULAN
Kerugian akibat gempa bumi tidak langsung disebabkan oleh gempa bumi, namun disebabkan oleh kerentanan bangunan sehingga terjadi runtuhan bangunan, kejatuhan peralatan dalam bangunan, kebakaran, tsunami dan tanah longsor. Faktor kerentanan bangunan sangat erat hubungannya untuk perhitungan bencana gempa bumi di masa yang akan datang. Faktor gempa bumi tak dapat dielakkan tapi harus dihadapi dengan merencanakan bangunan beserta lingkungannya yang tahan terhadap gempa bumi Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”.
Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=965&Itemid=699
- Kerusakan Bangunan, Hanindya Artati., ST., MT, Asisten Dosen UII, 2009
- PENGETAHUAN TENTANG KERUSAKAN BANGUNAN OLEH GEMPA, HANINDYA K ARTATI., ST., MT, Asisten Dosen UII, 2009
- manajemen kebencanaan. Sunarto, Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM, Yogyakarta, 2009.
- http://images.google.co.id/imgres?imgurl
- koleksi foto P2DT-BAPN (Pembangunan Pendidikan Daerah tertinggal dan Bencana alam dan Perbatasan Negara).catur setyaningrum.2006.
- koleksi foto P2DBAK (Pembangunan Pendidikan Daerah Bencana alam dan Kerusuhan) .catur setyaningrum.2007.